MAHATMA GANDHI (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA)
“Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia… Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad;
Selengkapnya...
CHOOSE LANGUAGE
INFO HARI INI
Pengikut
Archives
-
▼
2010
(18)
-
▼
Maret
(10)
- Muhammad (SAW) Di Mata Para Tokoh Dunia.
- Jadwal UN 2010
- Arief Rahman: UN Tak Lulus Tak Apa Asal Jujur & Ta...
- Obama Kembali Tunda Kunjungan ke Indonesia Hingga ...
- Try Out Online UN SMA
- Diknas Ingin Ujian Nasional Digelar Online
- Semua TV Tak Siaran Saat Nyepi di Bali
- Jago Inggris
- Pemerintah Akan 'Sweeping' Sekolah Berlabel Intern...
- Tahun 2020 Indonesia Kehabisan Guru
-
▼
Maret
(10)
Muhammad (SAW) Di Mata Para Tokoh Dunia.
Jumat, 26 Maret 2010Diposting oleh Sulus Arwani di 21.43 0 komentar
Jadwal UN 2010
Selasa, 23 Maret 2010Selasa, 02 Februari 2010
Lengkap: SMA/MA, SMP/ MTs dan SD/ MI
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) sekolah dipercepat menjadi minggu ke-3 Maret 2009, Informasi pelaksanaan UN SMP-SMA 2010 didasarkan Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Nasional No. 74 dan 75 tahun 2009 tentang UASBN SD/MI serta Ujian Nasional SMP/MTs, SMLB, SMA/MA, SMK Tahun Pelajaran 2009/2010.
Diposting oleh Sulus Arwani di 22.20 0 komentar
Arief Rahman: UN Tak Lulus Tak Apa Asal Jujur & Tanggung Jawab
Minggu, 21 Maret 2010Selengkapnya...
Diposting oleh Sulus Arwani di 03.50 0 komentar
Obama Kembali Tunda Kunjungan ke Indonesia Hingga Juni
Kamis, 18 Maret 2010Selengkapnya...
Diposting oleh Sulus Arwani di 10.56 0 komentar
Diknas Ingin Ujian Nasional Digelar Online
Senin, 15 Maret 2010"Kita tunggu saja hasil evaluasi Try Out online yang digelar Telkom. Kalau soal anggaran tidak usah ditanyakan. Berapa butuhnya, nanti saya bayar, kita kan punya anggaran triliunan," kata Nuh di sela try-out online di gedung Telkom.
Berdasarkan keterangan tertulisnya, Senin (15/3/2010), program Try Out Online ini digelar Telkom mulai 15 hingga 20 Maret 2010. Sedangkan ujian nasional dijadwalkan pada tanggal 22 hingga 26 Maret 2010.
Telkom sendiri diharapkan dapat mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mencapai tingkat kelulusan yang lebih tinggi.
Try Out UN Online baru dilakukan di enam kota di wilayah barat, seperti Sumatera, Jabodetabek, dan Jawa Barat. Namun tak menutup kemungkinan akan menjangkau seluruh daerah di tanah air.
"Kita lakukan secara bertahap sebab Indonesia ini luas. Bayangkan ada berapa jumlah sekolah di negara kita. Kalau langsung diterapkan ke semua daerah, jaringan kita bisa down," seloroh Direktur Network Solution Telkom, Ermady Dahlan.
Namun, ia punya harapan agar program yang jadi inisiatif Telkom ini dapat menjadi program rutin Kementerian Diknas. "UN secara resmi akan dilakukan mulai tanggal 22 Maret nanti, artinya tinggal tinggal beberapa hari lagi. Ya, kita tunggu program ini efektif atau tidak," ujarnya.
Menurutnya, jika evaluasi nanti hasilnya cukup memuaskan, pemerintah akan coba menerapkannya secara nasional. "Kalau semua murid di Indonesia jadi pintar, Telkom juga yang akan diuntungkan. Penggunaan internet Speedy akan tumbuh pesat," tandas Ermadi.
detikinet, Senin, 15/03/2010 09:32 WIB
Selengkapnya...
Diposting oleh Sulus Arwani di 23.44 0 komentar
Semua TV Tak Siaran Saat Nyepi di Bali
Denpasar - Kali ini hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1932 sangat terasa di Bali. Salah satu sebabnya, semua TV swasta nasional tidak melakukan siaran di untuk pertama kalinya.
Demikian pantauan detikcom, Selasa (16/3/2010). Beragam komentar bermunculan terkait hilangnya hiburan di layar kaca. tersebut. Saat TV swasta nasional tidak bersiaran, Facebooker di Bali merasakan suasana Nyepi yang sangat berbeda dibandingkan dengan tahun 2009 kemarin.
"Mantap beneran, enggak ada siaran TV di Bali nok. Kayaknya ini pertama kalinya seingat enggak ada acara TV deh. Unik banget hari ini.. Untungnya blm ada mati listrik jg," bunyi status Shirly Chirly.
Hilangnya TV Swasta nasional rupanya membuat seorang facebooker kelimpungan. "Ampun ini bener2 Nyepi, ampe TV pun ga ada siarannya. Ngenes mode on :(,"bunyi status Ikha Bohay.
Namun, ada juga Facebooker yang menyiasati kondisi ini dengan mencari siaran TV swasta nasional melalui siaran berbayar atau menikmati hiburan melalui DVD.
"TV kt pkek indovision jd ga matek. Yg lain pake antena ya mateek," seru Putri Anggraini.
Sedangkan, Facebooker yang tak memiliki TV berbayar, memilih menikmati hiburan melalui DVD. "Tak da siaran TV, yg ada siaran DVD..hehehe," kata Meiwanda dalam statusnya.
Sebelumnya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Bali telah meminta lembaga penyiaran TV dan radio tidak memancarkan siarannya di Bali selama Nyepi. Diketahui, saat Nyepi 2009, sebanyak lima TV swasta nasional masih tetap bersiaran di Bali.
detikNews, Selasa, 16/03/2010 10:09 WIB
Selengkapnya...
Diposting oleh Sulus Arwani di 23.01 0 komentar
Jago Inggris
Jumat, 12 Maret 2010tanggung-tanggung, muridnya dari kalangan guru dan juga pejabat pemerintah.
“Banyak murid-murid saya itu dari kalangan guru dan pejabat pemerintahan”. Terang pengajar di Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris SPEC ini.
Perempuan kelahiran 7 Januari 1989 ini mengaku awalnya canggung. Namun, dia merasa yakin, karena penguasaan Bahasa Inggrisnya lebih baik dari kebanyakan orang. “Jadi dulunya saya siswi di SPEC. Setelah 2 bulan saya langsund diberi kepercayaan mengajar. Awalnya grogi, tapi karena terus dilatih dan terbiasa akhirnya bisa sukses,” aku Rara sapaan intim warga wanurejo, Borobudur ini.
Belajar Bahasa Inggris menurut dia, tidak sulit. Hanya butuh membiasakannya dalam aktivitas sehari-hari. “Sama seperti saat kita kecil belajar Bahasa Indonesia, dengan cepat kita akan bisa,” tambah anak bungsu penggila buku ini.
Sumber: Senin, 1 Maret 2010, Radar Kedu Jawa Pos
Selengkapnya...
Diposting oleh Sulus Arwani di 07.30 0 komentar
Pemerintah Akan 'Sweeping' Sekolah Berlabel Internasional
Rabu, 10 Maret 2010Selasa, 09/03/2010 10:22 WIB
Jakarta - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan melakukan penertiban sekolah berlabel internasional. Aturan ini dilakukan seiring diberlakukannya PP No 17/2010.
Selengkapnya...
Diposting oleh Sulus Arwani di 06.08 0 komentar
Tahun 2020 Indonesia Kehabisan Guru
Minggu, 07 Maret 2010Hari-hari terakhir ini sedang gencar ditayangkan dua iklan layanan masyarakat di setasiun-stasiun televisi, baik TVRI maupun stasiun televisi swasta. Iklan yang satu berisi pesan tentang anak asuh dan yang lain melukiskan kekurangan guru di negeri kita tercinta ini. Walaupun hanya berdurasi beberapa detik, kedua iklan ini cukup mengundang perhatian, terutama iklan yang disebutkan terakhir.
Kekurangan guru. Sungguh sebuah realitas potret pendidikan kita (salah satu sisi) yang sangat menyedihkan. Betapa tidak, pendidikan adalah modal utama terciptanya kemajuan peradaban sebuah bangsa. Di pihak lain, guru sebagai tenaga profesional di bidang ini justru jumlahnya semakin langka.
Lalu, apa jadinya jika pada tahun-tahun mendatang tidak mudah dijumpai sosok guru? Barangkali Anda semua sudah tahu jawabannya. Sudah pasti peradapan kebudayaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini semakin parah daripada kondisi sekarang. Mengapa sampai terjadi kondisi seperti ini?
KILAS BALIK
Keadaan pendidikan seperti dipaparkan pada bagian sebelumnya tentu tidak terjadi bagitu saja. Hal itu pasti ada pemicunya. Penyebab kekeurangan guru yang akan saya paparkan di sini bukan berasal dari hasil penelitian mendalam, tetapi sekadar pengamatan sekilas dan dugaan. Penyebab penurunan jumlah sumber daya manusia (SDM), dalam hal ini guru, akhir-akhir adalah ditutupnya lembaga-lembaga pendidikan keguruan.
Pada paruh pertama tahun 1990-an semua Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Pendidikan Guru Agama (PGA) ditutup. Penutupan lembaga pendidikan tersebut beralasan bahwa jenjang pendidikan dasar sudah tidak layak lagi diajar oleh guru-guru tamatan SPG yang notabene hanya berjenjang pendidikan menengah. Sebagai gantinya dibukalah Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selain itu, sebelum penutupan lembaga-lembaga pendidikan keguruan itu didahului dengan lahirnya sebuah kebijakan yang menetapkan bahwa lulusan SPG tidak otomatis atau langsung diangkat sebagai pegawai negeri, kecualai beberapa orang siswa berprestasi pada tiap angkatan. Akibatnya, banyak lulusan SPG yang beralih ke profesi lain, misalnya pekerja pabrik atau tambak. Fakta seperti ini sangat disayangkan karena para siswa SPG adalah siswa pilihan. Lulusan SLTP yang dapat diterima di SPG adalah siswa yang mempunyai NEM minimum 42,00 dan harus melalui ujian saringan yang bertahap-tahap. Hal itu menunjukkan bahwa yang dapat d iterima di SPG adalah manusia-manusia cerdas dan pilihan. Jadi, mereka sebenarnya adalah tenaga-tenaga potensial.
Berikutnya, menjelang akhir tahun 2000, semua IKIP di Indonesia berubah menjadi universitas meskipun masih ada beberapa STKIP dan FKIP di universitas-universitas. Perubahan status ini tentunya diikuti juga perubahan visi dan misi. Semula berstatus Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan (LPTK)sebagai pencetak tenaga-tenaga pendidik profesional berubah menjadi universitas yang mencetak sarjana-sarjana ilmu murni. Barangkali kebijakan ini bertujuan untuk mencapai target sarjana-sarjana andal di bidang IPTEK dalam rangka menyongsong lahirnya Negara Indonesia sebagai negara maju berbasis teknologi. Obsesi seperti ini sangat bagus. Akan tetapi, penyakit latah bangsa Indonesia ini sukar sekali hilang. Artinya, pada waktu kibijakan perubahan status IKIP menjadi universitas itu disetujui, seharusnya beberapa IKIP di Jawa, Sumatera dan Sulawesi yang sudah berkualitas tetap dipertahankan. Dengan demikian, jumlah guru nantinya tetap tercukupi karena sampai kapan pun sektor pendidikan di sebu ah bangsa tidak akan ditutup. Hal itu berarti bahwa sampai kapan pun tenaga guru masih dibutuhkan.
APA SOLUSINYA
Kekurangan guru, seperti diilustrasikan dalam iklan layanan masyarakat di televisi, baru terjadi pada jenjang pendidikan dasar. Apabila diamati, fenomena ini cukup realistis menggingat penutupan SPG dan PGA sudah hampir sepuluh tahun yang lalu. Lulusan PGSD pun tidak semuanya dapat diterima sebagai pegawai negeri. Sementara itu, pada jenjang pendidikan menengah fenomena kekurangan guru masih belum terasakan. Hal itu wajar karena penutupan IKIP-IKIP baru dua tiga tahun terakhir. BISAKAH ANDA BAYANGKAN PADA TAHUN 2020 MENDATANG?
Untuk mengatasi persoalan kekurangan guru pada jenjang pendidikan dasar, barangkali buah pikiran saya ini dapat dijadikan bahan diskusi. Setelah kebijakan yang menghentikan pengangkatan tenaga guru sekolah dasar (SD), banyak lulusan SPG atau PGA beralih profesi ke bidang lain. Hal itu seharusnya tidak boleh terjadi mengingat mereka adalah tenaga-tenaga pilihan. Ditambah lagi oleh sistem penerimaan mahasiswa PGSD. Dari awal dibukanya, PGSD menerima mahasiswa dari lulusan SMA. Materi soal tesnya pun disesuaikan dengan standar pengajaran di SLTA umum. Tentu saja hal ini merupakan kendala bagi lulusan SPG atau PGA untuk bersaing dengan lulusan SMA karena materi yang diajarkan di SLTA umum dan kejuruan sudah barang tentu berbeda. Akhirnya, para lulusasan SPG jarang yang diterima.
Pada saat perekrutan mahasiswa PGSD seharusnya yang diutamakan terlebih dahulu adalah lulusan SPG atau PGA. Baru kemudian setelah semua lulusan SPG atau PGA ini sudah habis, perekrutan dibuka untuk lulusan SMA.
Akhirnya, untuk mengatasi persoalan kekurangan guru SD, mengapa tidak dicoba untuk memanggil kembali lulusan SPG dan PGA yang belum sempat diterima sebagai guru negeri? Beri mereka beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di PGSD atau STKIP. Setelah lulus langsung diangkat sebagai tenaga guru negeri.
Sumber dari: http://re-searchengines.com/nurkolis5.html
Selengkapnya...
Diposting oleh Sulus Arwani di 14.03 0 komentar